Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto teragendakan kumpul bersama dengan sejumlah menteri kabinet kerja lainnya untuk membahas pembangunan tanggul raksasa atau giant sea wall di kawasan Pulau Jawa, termasuk Jakarta.
Tanggul pantai dan tanggul laut itu akan dibangun dan dijadikan sebagai bagian dari strategi perlindungan kawasan Pulau Jawa. Tanggul raksasa itu diketahui akan dibangun perdana di kawasan Jawa Tengah supaya kawasan pesisir utara Jawa tak amblas akibat abrasi air laut.
Dalam agenda pertemuan yang bertemakan Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, akan hadir pula Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.
Selain itu, teragendakan juga kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto, hingga Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kendaraan Airlangga terpantau sudah parkir di depan pintu masuk lobby Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta.
Pada pertengahan tahun lalu, ia telah mengungkapkan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah punya roadmap soal proyek ini. Salah satunya adalah dengan memfungsikan Tol ‘Atlantis’ Semarang-Demak sebagai tanggulnya.
“Bappenas telah melakukan studi yang sering disebut sebagai Giant Sea Wall, mungkin kita bisa membangun bendung itu. Kalau itu bisa terbangun, ini tentu proyek ke depan karena sekarang kita selesaikan Semarang-Demak. Proyek ke depan itu bisa dilanjutkan dan kalau kita bisa mencontoh itu bisa seperti di Amsterdam, kita bisa membangun Giant Sea Wall yang lebih baik,” ungkap Airlangga usai bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Kantornya, Jakarta, Senin (17/7/2023).
Rencananya, tanggul diperluas bukan hanya di sepanjang jalur Tol Semarang-Demak, tetapi di kawasan pesisir Utara Jawa.
“Jadi selain sebagai jalan tol itu menjadi tanggul dan ini menjadi model di mana model ini bisa dilanjutkan tidak hanya di Semarang, tetapi itu bisa ditarik bahkan sampai di pantai utara Jawa,” tutur Airlangga.
Untuk Tol ‘Atlantis’ Semarang-Demak sendiri pembebasan lahan akan terus dilakukan mengingat sebagian proyek tersebut belum rampung karena kendala ganti rugi ‘Tanah Musnah’. ‘Tanah Musnah’ merupakan tanah yang terkena abrasi dan kini sudah tidak lagi berbentuk tanah, melainkan terlihat dalam bentuk lautan. Secara aturan pembebasan lahan, warga tidak bisa menerima ganti rugi sebesar 100% Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), namun ada penolakan dari warga yang membuat proyek ini sedikit terhambat. Meski demikian, progresnya terus berjalan. https://saladbiji.com/