BNI AM Pede Kinerja Pasar Modal Indonesia Bakal Positif Karena Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – PT BNI Asset Management optimis pasar modal di Indonesia pada 2024 ini akan membukukan capaian positif. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen pendukung.

Direktur Investasi BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih menjelaskan pasar modal masih menjadi salah satu kanal yang paling potensial untuk memberikan return optimal dalam pengelolaan kekayaan.

Menurutnya, salah satu sentimen yang mempengaruhi adalah penurunan suku bunga The Fed yang akan semakin mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia seiring dengan kembali masuknya relokasi dana ke negara berkembang seperti Indonesia.

Di samping itu, ekonomi Indonesia memiliki potensi kinerja yang sangat positif sehingga mampu memberi sentimen yang baik pada pasar modal.

“Jadi saya pikir investor jangan hanya menunggu, mulai lah dari sekarang. Kita juga melihat setiap kali The Fed menurunkan suku bunga, itu implikasinya perbaikan kinerja, baik pasar modal, terutama pasar saham maupun obligasi di negara-negara berkembang seperti kita,” katanya, dikutip Selasa (10/1/2024).

Putu menjelaskan, capaian pasar modal pada 2023 telah menjadi pondasi yang baik bagi pasar modal Indonesia untuk melaju lebih baik lagi pada tahun ini. Hal ini akan membukakan kembali kesadaran para investor untuk tidak berpaling dari pasar modal Indonesia.

Sentimen dari dalam negeri saat ini banyak dipengaruhi oleh pemilu yang juga menjadi katalis positif untuk market melaju lebih bagus lagi ke depannya.

“Justru kita memang jangan menunggu. Mulai dari sekarang harusnya menjadi momentum yang baik untuk menata ulang portofolio para investor untuk melakukan rebalancing portfolio ke kelas-kelas aset di pasar modal seperti saham maupun obligasi. Karena peluangnya ada di depan,” lanjutnya.

Terkait dengan konflik geopolitik, Putut mengakui ada eskalasi kebijakan global yang mempengaruhi sentiment investasi ke depan. Namun, menurutnya hal ini justru menjadi kesempatan untuk mengoleksi aset-aset berkualitas dengan harga koreksi.

“Memang antisipasi memang perlu ada. Tapi belajar dari pengalaman, setelah ada koreksi maka akan ada reversal atau pembalikan. Nah ini memang kita perlu selalu ada di market dan belajar bagaimana menentukan posisi. Terlebih momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan itu ada,” pungkasnya. https://gayunggoyang.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*