Fakta Baru Serangan Moskow, Peran AS Mulai Terungkap

SHARE  

Shamsidin Fariduni, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa sebelum sidang pengadilan di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 25 Maret 2024. (REUTERS/Shamil Zhumatov) Foto: Shamsidin Fariduni, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa sebelum sidang pengadilan di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 25 Maret 2024. (REUTERS/Shamil Zhumatov)

Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) kembali menegaskan dirinya tidak terlibat dalam serangan di sebuah hall konser di Moskow, Rusia, yang menewaskan 137 orang beberapa pekan lalu. Namun, fakta baru terungkap terkait hal tersebut.

Menurut para pejabat AS yang mengetahui masalah tersebut, Washington telah memberikan peringatan lebih dari dua minggu sebelum serangan, dengan menyebut secara jelas bahwa teroris ISIS akan melancarkan serangan berdarah di gedung Crocus City.

“Meskipun Washington secara rutin berbagi informasi tentang kemungkinan serangan teroris dengan negara-negara asing, berdasarkan kebijakan yang dikenal sebagai kewajiban untuk memperingatkan, namun memberikan informasi mengenai target spesifik kepada musuh merupakan hal yang tidak biasa,” kata para pejabat dan pakar kepada Washington Post, dikutip Kamis (4/4/2024).

Baca: Sumpah Putin di Balik Serangan Moskow, ‘Abaikan’ ISIS hingga Incar AS

Identifikasi AS terhadap gedung konser Crocus sebagai target potensial menimbulkan pertanyaan baru tentang mengapa pihak berwenang Rusia gagal mengambil tindakan. Padahal, Washington juga sebelumnya telah memberikan sinyal peringatan sebelumnya yang meminta warganya di negara itu menghindari kerumunan pada 7 Maret silam.

Namun saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut peringatan itu sebagai ‘upaya menakuti warga’. Tidak jelas juga bagaimana pemerintah Rusia mengambil tindakan sehubungan dengan peringatan AS ini.

Salah satu cabang ISIS di Asia Tengah, ISIS-K, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang merupakan serangan paling mematikan di Rusia dalam 20 tahun terakhir.

Juru Bicara Kremlin tidak menanggapi pertanyaan tentang peringatan AS terkait Balai Kota Crocus. Namun Sergei Naryshkin, kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, mengatakan kepada wartawan di Moskow bahwa benar Washington memberi informasi terkait serangan, namun hal itu terlalu umum.

Baca: Gempa M 7,5 Guncang Taiwan, Peringatan Tsunami dari Jepang ke Filipina

Informasi AS terlalu umum dan tidak memungkinkan kami untuk mengidentifikasi sepenuhnya mereka yang melakukan kejahatan mengerikan ini,” ujarnya.

Walau begitu, seorang karyawan bernama Islam Khalilov mengatakan bahwa staf Crocus telah diberitahu tentang kemungkinan serangan teroris, tidak lama setelah peringatan publik yang dikeluarkan AS tanggal 7 Maret.

“Kami diperingatkan akan adanya serangan teroris dan kami diinstruksikan tentang apa yang harus dilakukan dan ke mana harus membawa orang,” kata Khalilov dalam wawancara dengan Dmitry Yegorov, jurnalis olahraga terkenal Rusia.

Baca: Fakta Baru Serangan Gedung Konser Moskow, Negara Muslim Ini Warning

Sementara itu, meski terdapat kurangnya keamanan dan antisipasi yang efektif di balai Crocus City, Rusia menganggap serius peringatan Washington terkait potensi serangan di sinagoga Moskow. Info ini diketahui juga disampaikan bersamaan dengan potensi serangan Crocus City

“Sehari setelah Moskow menerima informasi tersebut, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengumumkan bahwa mereka telah mencegah serangan ISIS terhadap sinagoga di Moskow,” papar seoranghttps://outbackball.com/ pejabat AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*